Review of Eternal Sunshine of the Spotless Mind

eternal sunshine of the spotless mind
Focus Features

Bagaimana rasanya jika kenangan masa lalu ternyata merupakan implan belaka terhadap skenario yang telah dibuat?

Movie Eternal Sunshine of the Spotless Mind mampu menghapus memori abadi seseorang, melalui romansa fiksi ilmiah cerdas, berdasarkan naskah Charlie Kaufman, hasil kolaborasi dengan sejumlah penulis lain.

Tema tentang penghapusan memori seseorang telah populer sejak adaptasi dua novel Philip G. Dick, yakni Blade Runner (1982) dan Total Recall (1990), maupun movie politik The Manchurian Candidate (1962), serta thriller suspens Shutter Island (2010).

Baca juga: Bract Runner (1982): Dampak Penciptaan 'Manusia'

Dalam generasi mod, sineas Christopher Nolan pun melibatkan hal yang sama melalui film Memento (2000) serta Inception (2010).

Yang membedakan dari semuanya, picture Eternal Sunshine of the Spotless Mind dengan kesederhanaan makna dibalik kompleksitas ceritanya, mampu memberikan kesan mendalam dan begitu tajam.

Bermula dari ide Michel Gondry dan Pierre Bismuth yang kemudian dipoles oleh Kaufman tersebut serta diproduksi oleh studio independen, wajar mendapat sambutan sangat positif hingga meraih Oscar untuk kategori Best Original Screenplay, yang akhirnya berstatus cult.

Eternal Sunshine of the Spotless Listen mengisahkan tentang Joel (Jim Carrey) yang tak sengaja bertemu Clementine (Kate Winslet).dalam sebuah perjalanan. Semenjak itu, mereka akhirnya menjalin hubungan romantis.

menghapus memori abadi
Focus Features


Namun seketika kejanggalan terjadi pada diri Clementine yang tidak mengenali Joel dan bahkan berpcaran dengan pria yang jauh lebih muda dari Joel. Melalui sahabtanya yakni Rob dan Carrie, Joel mengehatui bahwa memori Clementine terhadap dirinya telah dihapus dengan menggunakan jasa Lacuna Inc.

Pimpinan Lacuna Inc., yakni Dr. Howard (Tom Wilkinson) menjelaskan bahwa Clementine menghapus memorinya karena tidak merasa cocok dengan Joel, maka Joel pun ingin berbuat hal yang sama, dibantu oleh Stan (Mark Ruffalo) dan Patrick (Elijah Wood).

Stan memiliki kekasih bernama Mary (Kirsten Dunst) yang tak lain adalah asisten Howard, sedangkan Patrick tertarik dan menjalin hubungan dengan Clementine tanpa sepengetahuan Joel.

Maka terjadilah sebuah intrik saat Mary tertarik kepada Howard, pria setengah baya yang telah beristri. Lalu di saat bersamaan dalam proses penghapusan memorinya, Joel yang kini berada di dunia memori, menyadari ada sebuah kesalahan yang harus diperbaiki.

Awalnya, movie ini menuturkan sebuah cerita bergaya standar dengan narasi suara yang diisi oleh karakter Joel, tentang bagaimana ia membolos dari pekerjaannya, lalu menuju sebuah pantai Montauk, hingga perjumpaannya dengan Clementine.

Semuanya berjalan normal, hingga dalam adegan saat ia mengantarkan Clementine ke rumahnya dan menunggunya di dalam mobil, bersamaan dengan pembukaan kredit, lalu tiba-tiba Joel dalam keadaan malam sendirian menangis, maka sejumlah kejadian janggal pun terjadi.

Timbulnya sejumlah adegan yang tidak disertai penjelasan dari apa yang menimpa Joel, seperti munculnya karakter Stan dan Patrick serta seorang tetangga yang berbincang dengannya, terasa begitu mengganggu.

review eternal sunshine of the spotless mind
Focus Features


Semula saya berusaha untuk fokus terhadap alur cerita yang sebelumnya dibangun rapih, perlahan berubah menjadi acak, sambil sesekali menyisipkan adegan surealis.

Hingga tiba dalam adegan saat Joel bertemu dengan Rob dan Carrie, dengan mengisahkan kilas balik bagaimana saat ia bertemu dengan Clementine yang tidak mengenali dirinya, lalu alur kembali mundur dengan saat dirinya mendatangi Lacuna Inc. dan ingin menghapus memori.

Sejak saat itu, adegan selanjutnya bergulir hingga membagi menjadi dua bagian utama dalam satu alur yang berjalan pararel:

Bagian yang satu yakni sejumlah adegan Joel dan Clementine dalam dunia memori (di benak) Joel. Sementara bagian lain terjadi di dunia nyata, yakni drama hubungan antara Stan dan Patrick, Stan dan Mary, Patrick dan Clementine, serta Mary dan Howard.

Menurut saya, premis dan pesan yang ingin disampaikan melalui motion-picture show ini didasari oleh hubungan cinta yang begitu mendalam antar hubungan manusia.

Sebuah perasaaan sesungguhnya yang tak terelakkan, telah meresap hingga ke dalam jiwa dan sanubari seseorang, hingga mungkin saja dalam dunia medis, semaksimal apapun jika memori seseorang dihapus, pasti meninggalkan sebuah bekas yang tersisa.

Hal tersebut diperlihatkan tatkala Joel mampu keluar dari "Brain Map" dalam proses penghapusan memori, sehingga tak terdeteksi oleh mesin.

ulasan eternal sunshine of the spotless mind
Focus Features


Dengan menyajikan sebuah alur non-linear yang awalnya membuat saya kesulitan untuk mengikutinya. Namun saat alur berada dalam berbagai adegan memori antara Joel dan Clementine, saya mulai menikmati hingga sampai pada sebuah konklusi akan penyelesaian cerita.

Dengan menjaga alur hingga kembali pada jalur yang tepat dan tentunya hal tersebut adalah sebuah kejutan yang tidak pernah saya sangka sebelumnya, terutama dalam dialog di akhir cerita.

Sepertinya, konsep yang boleh dikatakan sebagai "Fourth dimension Circulation" terjadi dalam berbagai momen terhadap karakter Joel di dunia nyata, meski terkadang agak sulit dibedakan dengan dunia memorinya.

Berbagai visual yang disuguhkan dalam dunia memori pun begitu impresif dan terlihat manipulatif dalam 'mengerjai' pikiran dan emosi saya yang tertarik dengan kelanjutan adegan-adegannya.

Hanya saja terkadang gerakan shaky kamera dalam beberapa adegan tertentu sedikit mengganggu. Sedangkan keunggulan sejumlah efek yang digunakan, sangat efektif dan mengagumkan untuk ukuran motion picture independen.

Baca juga: The Truman Testify (1998): Sindiran 'Surga Dunia' Hollywood

Seperti dalam adegan saat karakter Joel bertubuh kecil di bawah meja, yang berinteraksi dengan Clementine dengan tubuh berukuran normal. Permainan cahaya pun tampaknya dilakukan guna menutupi keterbatasan efek spesial, seperti saat sebuah rumah yang mulai roboh perlahan.

Begitu pula dengan scoring motion-picture show ini yang tahu diri akan kemunculan dalam adegan yang tepat, ditambah dengan beberapa efek suara yang unik sehingga picture show ini terasa mencampurkan sedikit elemen psycholgical thriller terhadap drama romantis, dengan sentuhan dark comedy.

sinopsis eternal sunshine of the spotless mind
Focus Features


Kehebatan akting para pemerannya di picture inilah yang mampu menghantarkan serta menghidupkan kekuatan akan narasinya itu sendiri.

Kemampuan performa serius non-komedi Carrey sebagai Joel sang introvert, dilakukannya dengan total. Diimbangi dengan performa prima Winslet sebagai Clementine, sosok ekstrovert berjiwa bebas, dengan gaya bicara blak-blakan yang agresif dan sikapnya yang spontan sekaligus lugas itu.

Hubungan kedua karakter tersebut bukanlah romansa melodrama, namun terlihat lebih riil layaknya di dunia nyata, melalui adegan dan dialognya itu sendiri. Begitu pula dengan penampilan Ruffalo yang cenderung kutu buku atau Dunst yang cukup mecuri perhatian memancing intrik drama.

Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind boleh saya katakan sebagai sebuah film romansa fiksi ilmiah yang berangkat dari premis sederhana tentang kekuatan abadi hubungan manusia dalam rintangan usaha menghapus memori abadi.

Film ini dipertunjukkan secara estetis sekaligus sedikit ambigu, mengacak dan melompati alur, sehingga terasa kompleks.

Namun dibalik itu semua, narasi movie itu mengarah kepada sebuah tujuan yang sederhana terhadap makna yang signifikan akan kebesaran cinta sejati yang selalu membekas tanpa batas.

Score : 3.5 / 4 stars

Eternal Sunshine of the Spotless Listen | 2004 | Drama, Fiksi Ilmiah, Komedi, Romantis | Pemain: Jim Carrey, Kate Winslet, Kirsten Dunst, Mark Ruffalo, Elijah Wood, Tom Wilkinson | Sutradara: Michel Gondry | Produser: Steve Golin, Anthony Bregman | Penulis: Charlie Kaufman, Michel Gondry, Pierre Bismuth. Naskah: Charlie Kaufman | Musik: Jon Brion | Sinematografi: Ellen Kuras | Distributor: Focus Features | Negara: Amerika Serikat, Perancis | Durasi: 108 Menit

manningchately.blogspot.com

Source: https://www.duniasinema.com/2019/05/eternal-sunshine-of-spotless-mind-2004.html

0 Response to "Review of Eternal Sunshine of the Spotless Mind"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel